PENDAHULUAN
- Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman:
- Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka
- Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain
- Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat
- Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang :
- - Berhenti bernafas
- - Pendarahan parah
- - Shok
- - Patah tulang
- Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan dan Pengetahuan Praktis tentang Kesehatan merupakan alat pendidikan bagi para pramuka sesuai selaras dengan perkembangannya agar mampu menjaga kesehatan dirinya dan keluarga serta lingkunganny, dan mempunyai kemampuan yang mantap untuk menolong orang lain yang mengalami kecelakaan.
MATERI POKOK
- P3K bagi pasien yang berhenti bernafas. Kalau seseorang tiba-tiba napasnya berhenti, apapun latar belakangnya, harus segera dilakukan nafas buatan. Cara yang paling praktis dan efisien untuk menyelamatkan nyawa orang tersebut adalah dengan jalan : meniupkan nafas ke paru-paru korban. Langkah-langkah pertolongan dengan napas buatan dari mulut ke mulut/hidung sebagai berikut :
- Kepala korban diletakkan dengan posisi dagu mendongak ke atas
- Rahang ditarik sampai mulut terbuka
- Penolong membuka mulut lebar-lebar dan ditempelkan ke mulut korban rapat-rapat dan pencet hidung atau tutup hidung korban dengan pipi, atau dapat juga dengan jalan tutup mulut korban rapat-rapat selanjutnya penolong menempelkan mulutnya ke hidung korban dan meniupnya.
- iup ke mulut/hidung korban, kepada :
a) Orang dewasa secara teratur dan kuat ditiupkan 12 kali tiupan pada setiap menit.
b) Anak-anak ditiupkan 20 kali tiap menit
- P3K bagi korban Sengatan Listrik.
- Penolong hendaknya berdiri di atas karet, karton, papan, atau karpet yang dalam keadaan kering
- Gunakan tongkat kering/papan kering untuk menarik atau mendorong kawat beraliran listrik yang menempel pada tubuh korban
- Setelah kontak dengan aliran listrik tiada lagi, selanjutnya segera dilakukan nafas buatan sampai bantuan medis datang
- P3K bagi pasien yang menderita pendarahan parah
- Luka hendaknya ditutup kain kasa kompres yang steril, selanjutnya kain kasa kompres tersebut ditekan kuat-kuat dengan tangan sampai pendarahan berhenti. Untuk menutup luka biasa juga menggunakan bahan yang bersih lainnya, misalnya kasa steril, saputangan bersih lainnya, handuk atau sobekan sprei yang semuanya sudah dicuci dan disetrika. Kalau tidak tersedia peralatan yang steril, jangan ragu-ragu lagi menggunakan baju kotor atau tangan telanjang untuk menekan bagian yang luka agar darah tidak terus menerus mengucur karena kehilangan darah dari tubuh korban lebih berbahaya daripada resiko infeksi.
- uka yang sudah berdarah tidak boleh dibersihkan karena pendarahan akan membersihkan luka itu sendiri, yang boleh dibersihkan adalah kulit di sekitar luka, dengan air sabun atau air ledeng biasa atau air yang sudah dimasak.
- Pada semua kasus pendarahan serius, penderita selalu diancam shok, untuk itu diselimuti dan letakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan dan semua yang mengikat pada tubuh harus dilepaskan termasuk ikat pinggang.
- Pertolongan Pertama Mengurangi Shok
- Setiap kecelakaan, kebakaran, keracunan yang parah, sering kali disertai dengan shok baik ringan atau parah, bahkan sampai fatal, karena shok merupakan reaksi tubuh yang ditandai oleh melambatnya atau terhentinya peredaran darah dan berakibat penurunan persediaan darah pada organ-organ penting.
- Tanda-tanda Shok
- Denyut nadi cepat tapi lemah
- Merasa lemas
- Muka pucat
- Kulit dingin, keringat dingin di kening dan telapak tangan, kadang-kadang pasien menggigil
- Merasa haus
- Merasa mual
- Nafas tidak teratur
- Tekanan darah sangat rendah
- Pertolongan Pertama Mengurangi Shok antara lain dilakukan dengan cara :
- Menghentikan pendarahan
- Meniadakan hambatan-hambatan pada saluran nafas
- Memberi nafas buatan
- Menyelimuti dan meletakkan penderita pada posisi yang paling menyenangkan
Langkah - langkah Pelaksanaan Pertolongan Pertama Mengurangi Shok :
- Baringan korban dengan posisi kepala sama datar atau lebih rendah dari tubuh, dengan tujuan untuk menambah aliran darah ke jantung dan otak.
- Bila kaki tidak patah, tungkai dapat ditinggikan 30-45 cm di atas posisi kepala.
- Selimuti pasien dan hindarkan dari lantai serta udara dingin
- Usahakan pasien tidak melihat lukanya
- Pasien/penderita yang sadar, tidak muntah dan tidak mengalami luka di perut, dapat diberi larutan shok yang terdiri dari :
- 1 sendok teh garam dapur
- ½ sendok teh tepung soda kue
- 4-5 gelas air
- dan bisa juga ditambah air kelapa/kopi kental/teh
- Perlakukan pasien dengan lemah lembut, sebab rasa nyeri akibat penanganan yang kasar bisa menjerumuskan korban pada shok yang lebih parah.
- Cepat-cepat panggil dokter
- P3K patah tulang
Tanda-tanda patah tulang
- penderita tidak dapat menggerakkan bagian yang luka
- Bentuk bagian yang terkena tampak tidak normal
- Ada rasa nyeri kalau digerakkan
- Kulit tidak terasa kalau disentuh
- Pembengkakkan dan warna biru di sekitar kulit yang luka
Pedoman umum pertolongan pertama terhadap patah tulang
- Pada umumnya patah tulang tidak pernah sebagai kasus darurat yang membutuhkan pertolongan segera, kecuali demi penyelamatan jiwa korban. Sebaiknya jangan menggerakkan atau mengganggu penderita, tunggu saja sampai dokter atau ambulans datang.
- Kalau korban harus dipindahkan dari tempat yang membahayakan, pindahkan korban dengan cara menarik tungkai atau ketiaknya, sedang tarikannya harus searah dengan sumbu panjang badan
- Kemudian lakukan memeriksa apakah ada luka-luka lainnya :
- Hentikan pendarahan serius yang terjad
- Usahakan korban terhindar dari hambatan pernapasan
- Upayakan lalu lintas udara tetap lancar
- Jika diperlukan buatlah nafas buatan
- Jangan meletakkan bantal di bawah kepala, tapi letakkanlah di kiri kanan kepala untuk menjaga agar leher tidak bergerak
- Kalau bantuan medis terlambat, sedang penderita harus diangkat, jangan mencoba memperbaiki letak tulang. Pasanglah selalu pembelat (bidai) sebelum menggerakkan atau mengangkat penderita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar